Selasa, 24 Juni 2014

Drama Bahasa Indonesia

DRAMA
ANDE - ANDE LUMUT

PEMAIN
Endah Dwy  (Ande-Ande Lumut Dan Panji Asmarabangun)  
Friska Dwi                    (Kleting Kuning dan Dewi Sekartaji) 
Halimatus                                                        (Kleting Merah) 
Aisa Nura                                                            (Kleting Biru)
Cholifa                                                              (Kleting Hijau) 
Harija Puspita                                                                  (Peri) 
Nima                                                             (Si Mbok Kleting) 
Siska Amaliya                                               (Yuyu Kangkang)


Alkisah di sebuah Negeri terdapat sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Jenggala. Di kerajaan tersebut di huni oleh seorang Pangeran yang bernama Panji Asmarabangun. Suatu hari Panji Asmarabangun menyamar menjadi Ande-ande Lumut untuk mencari calon istrinya yang meninggalkan kerajaannya.

 

SOSOK LELAKI SEDANG DUDUK MELAMUN (DIIRINGI ALUNAN GAMELAN SENDU)

PANJI ASMARABANGUN


(pandangan menerawang) sampai kapan aku harus menyamar sebagai Ande-Ande Lumut. Bertahun-tahun kutinggalkan Jenggala untuk mengembara, hingga aku sampai di Desa Dadapan ini. Namun, hingga saat ini belum juga aku temukan Dewi Sekartaji, putri cantik dari Kediri. Semoga sebuah sayembara nantinya bisa menemukannya dan bisa mempersatukan Jenggala dan Kediri.

DI TEMPAT BERBEDA DEWI SEKARTAJI TERMENUNG  YANG DIIRINGI ALUNAN GAMELAN SENDU.

DEWI SEKARTAJI


Sudah dua purnama aku tinggalkan Kediri. Penderitaan yang sudah tak tertahan lagi membuatku berada di sini hingga kini. Di sini aku hanya seorang diri. Siapa yang tahu aku sebagai Dewi Sekartaji. Sudah tiga hari tiga malam terakhir ini, aku ada pada suasana yang semakin kelam. Semoga engkau merasakan, Kakang Panji


SUASANA KEMBALI SUNYI
PANGGUNG KOSONG TERLIHAT DEKORASI DENGAN NUANSA PEDESAAN, DIIRINGI SUARA KOKOK AYAM DAN KICAUAN BURUNG. TERDENGAR MUSIK GENDING JAWA. MBOK MENAH MASUK DENGAN MEMBAWA TAMPAH BERISI BERAS, KEMUDIAN MEMPERKENALKAN DIRI.

Si Mbok 


(Masuk panggung dengan menyanyikan lagu jawa)..Bangganya diri Si mbok  ini..mempunyai putri-putri yang cuantik-cantik,,,, ya iyalah pasti cantik lha wong mboknya saja cantik,,makanya anak-anakku cantik-cantik (dengan nada sombong)
Lelaki mana yang tak tergoda melihat kecantikkan anak-anakku... sekali melirik ,para lelaki itu pasti akan klepek-klepek pada mereka, ah jadi teringat masa muda dulu... tapi sayangnya hingga sekarang aku masih menjanda. Tapi, meski janda, kadang masih sering digoda para jejaka.


KEMUDIAN SI MBOK  KELUAR PANGGUNG. TERDENGAR MUSIK BERIRAMA KERAS, MENGIRINGI MASUKNYA PARA KLENTING.
  

K. MERAH
Haaaaaaaa,,,,hari ini kok udara panas sekali! Aku tidak mau kulitku yang indah, putih, mulus, lembut, wangi sepanjang hari... hangus terbakar matahari,,aku ini harus tetap tampil sempurna! Rugi dong aku sudah mahal-mahal manicure pedicure, lulur, berjemur.

K. HIJAU
Iya nih,,hari ini matahari serasa di atas kepala kita, panas terasa..

K. BIRU
Kalian ini kenapa sih? Ingat! Kita semua tidak akan berkurang kecantikkannya! Kita sudah ditakdirkan untuk lahir dengan kesempurnaan paras yang cantik ini,,betul kan klenting ungu

K. MERAH
Kalau itu aku paham,,kita kan perempuan tercantik di jagad Malang Raya ini...  apalagi aku yang mantan Mbak Yu Malang, Betul kan adik-adikku?

K. HIJAU
Benar sekali ..tak ada yang menendingi kecantikkan kita ini...

K. BIRU
Makanya,, kenapa kita takut luntur hanya karena matahari? Jangankan matahari, hujan badai sekalipun kita tak akan luntur...betul kan klenting ungu?

K. ABANG
Tapi jangan salah,, di antara kalian semua tetap aku yang paling cantik! Kan aku adalah kakak dari kalian semua! pastinya aku yang paling cantik.

K. HIJAU
O…. tidak bisa.. tentunya aku yang paling anggun…warna hijau itu sejuk dipandang mata, menunjukkan kesegaran, keindahan, kebaikan, kepandaian, pintar, pandai, tidak sombong, dan rajin menabung.

K. MERAH
Hei! Aku ini anak pertama,,,pastinya aku lah yang paling cantik.

K.BIRU
Wis..wis.. sudah… mengapa kita ribut sendiri? Kita semua cantik..tak ada yang buruk rupa. (bergumam dan memandang sinis K. Abang) lagian anak pertama kan belum tentu KW 1!

K. MERAH
O…tidak bisa! Aku yang tetep cantik!


KLENTING-KLENTING AKAN KELUAR PANGGUNG…MASUK KE RUMAH
DAN DI  DALAM RUMAH MBOK MENA ADA DI DALAM.



SI MBOK
Kemana anak-anakku ini,, dari tadi pagi sampai matahari akan bersembunyi .belum ada yang pulang. Ah tak masalah yang penting biar semua desa ini bisa tahu bahwa anak-anakku cantik,, biar saja mereka keluyuran tebar pesona.


KEMUDIAN DATANGLAH MEREKA SEMUA DENGAN MASIH BERDEBAT MASALAH SIAPA YANG PALING CANTIK (aku..aku..aku)



SI MBOK
Hei hei hei..ada apa ini..datang-datang ribut semua?

K. BIRU
Maafkan aku ibu,,ini semua karena K.Merah dan K.Ijo berebut masalah siapa yang paling cantik,,

K. MERAH
Ibu, siapa dari kami yang paling cantik? Satu atau dua? Aku atau dia?

K. HIJAU
Ya pastinya akulah Bu,, lihatlah keindahan dari diriku ini? Warna yang segar..
Apa itu Merah? Membuat suasana jadi panas dan gerah saja.


K. MERAH
Hei! Jaga bicaramu! Aku ini kakakmu tahu!

SI MBOK
E..wis..wis… sudah hentikan perdebatan ini! Tidak ada yang boleh mengatakan ini yang paling cantik..ini yang paling jelek! Ayo siapa yang berani bilang itu di hadapan Si Mbok?

K. BIRU
Maaf mbok,,

SI MBOK
Apa kalian ini mau menghina Si Mbokmu ini? Kalian semua ini lahir dari rahim yang sama,rahimnya si mbok! Kalau si mbok cantiknya seperti ini ..pastinya kalian semua cantik! Tak ada yang buruk rupa! Paham!

 PARA KLENTHING
Iiiya mbok…..


TAK BERAPA LAMA KEMUDIAN DARI ARAH DEPAN PINTU KELENTING KUNING MENDEKATI RUMAH MBOK MENA. KLENTHING KUNING NAMANYA..SEJATINYA  KECANTIKANNYA MELEBIHI KELENTING-KELENTING  MBOK MENA TAPI PARASNYA SAAT ITU MASIH TERLIHAT LUSUH.



K. KUNING
Permisi… assalamualaikum...

KLETING-KLETING BERBALIK ARAH MENUJU KLETING KUNING. KLETING ABANG MENDEKATI KLENTING KUNING.


K.MERAH
Ada apa, siapa kamu berani-beraninya datang ke sini slunang-slunung? Sudah item, jelek, kumal, ih.... (iri terhadap kecantikkan K. Kuning)

K.KUNING
Ma.. Maaf… aku ini pengembara. Aku ndak punya rumah. Aku ndak punya orang tua. Kalau boleh, aku mohon ijin untuk tinggal bersama kalian.

K.HIJAU, K.MERAH, K. BIRU
What? Apa? Mau numpang? Heloo..Emang siapa loh? Keluarga saja bukan.
Tidak! sudah ndak ada tempat. Kamu ini tak sederajat dengan kami

K. KUNING
Aku mohon… aku mau kok disuruh apa saja… aku bisa kok nyuci, nyapu, masak, pokoknya semua pekerjaan rumah biar aku saja yang menyelesaikan

K.MERAH
Halah, sudahlah! Ndak usah pamer. Trus apa kita harus bilang WOW gitu? Sudah sana pergi! Lama-lama enek juga lihat kamu!


TETAPI KLETING KUNING TETAP MEMAKSA SAMPAI TERJADI KERIBUTAN. SI MBOK DATANG DARI ARAH DALAM.


SI MBOK
Anak-anakku…ada apa toh ini, kedengarannya ribut-ribut!ada apa?(Kemudian Mbok menghampiri Kleting Kuning)
Lho… siapa ini? Cantik sekali kamu nduk…? Eh.. hmm..ih kamu buruk rupa
(Si Mbok secara tak sadar mengakui kecantikan K.Kuning, tapi Mbok cepat-cepat merubah pengakuannya)

K. KUNING
Mbok… saya ini seorang pengembara… saya ndak punya orang tua ndak punya rumah, ndak punya apa-apa dan ndak punya siapa-siapa… saya hidup sebatang kara…jadi tolonglah mbok, saya ingin menjadi bagian keluarga sini

SI MBOK
Trus kok bisa kamu sampai ke sini.. asalmu dari mana nduk?

K.MERAH
Alaah…sudahlah mbok! Ndak ada gunanya menanggapi dia.

K. HIJAU
Iya lagian rumah kita …khan sudah penuh dengan wanita mbok, kamarnya sudah pas.

SI MBOK
Sudah-sudah, jangan ribut! Si mbok tambah bingung nih. (menunju ke arah Klenting Kuning) Nduk Cah Ayum eh Cah Jelek …Simbok ijinkan kamu tinggal di sini .Tapi kamu harus bantu-bantu disini ya? Alias jadi pembantu di sini dan kamu tak akan dibayar. Kamu kan sudah kami tampung di sini, setuju?

K. KUNING
Wuah…! Terima kasih … terima kasih mbok! (sambil mencium tangan si mbok berkali-kali dan klenting yang lain merasa risih)

SI MBOK
Iya…iya…iya…eh, ihh tapi siapa namamu?

K. KUNING
Saya ndak tahu! (K. Kuning tampak bingung) orang-orang memanggilku dengan banyak nama..

SI MBOK
Ya sudah…sudah …mmm…karena pakaianmu kuning-kuning jadi kamu kuberi nama…Klening Kuning.


PARA KLETING YANG LAIN MERASA SEWOT, TETAPI KLETING KUNING MERASA GEMBIRA.


SI MBOK
Nah kamu sekarang bantu saudara-saudara tirimu itu!.Ayo sana!

K. KUNING
Baik mbok……


MUSIK GENDING JAWA/CAMPUR SARI. MBOK MENAH DAN PARA KLENTING KUNING KELUAR PANGGUNG.


ADEGAN II


PANGGUNG KOSONG,KLETING KUNING MASUK SAMBIL MENYAPU

.
K. KUNING
Ini rumah banyak penghuninya dan wanita semua, tapi kotornya ndak ketulungan. Apa ndak risi ya… tapi aku bersyukur sudah mendapat keluarga baru. Meski kadang mereka juga membenciku. Tapi ndak apa-apa, asal aku bisa memulai hidup dengan keluarga baru. Bagaimana juga mereka tetap orangtua dan saudara-saudaraku.


TIBA-TIBA TERDENGAR MUSIK KERAS, PARA KLENTING MASUK PANGGUNG SAMBIL LEMPAR-LEMPARAN KERTAS


K. MERAH
Hei, lihat pembantu kita rajin benar. Kerja yang bagus klenting kumal.

K. KUNING
Iya..iya.. terima kasih. Tapi maaf  ini baru saja aku bersihkan, jangan dikotori lagi dong… (ungkap klenting kuning dengan jengkel)

K. MERAH
Apa.. ndak terima ya. Ini kan rumah kita. Terserah lah kita mau buang-buang kertas. Itu kan tugasmu sebagai..PEM..BAN...TU..

K. KUNING
Iya..tapi kan…(dipotong bicaranya oleh Kleting Abang)

K. HIJAU
Haaaahhh.. sudah ndak usah mengeluh. Pokoknya kamu yang harus membersihkan (sambil memberantakkan sampah-sampah lagi)


PARA KLENTING KELUAR PANGGUNG DIIRINGI MUSIK. KLENTING KUNING MENERUSKAN MENYAPUNYA. KEMUDIAN MBOK MENAH DATANG SAMBIL MEMBAWA SEBUAH KERTAS.



SI MBOK
Wuah! Ini baru kabar gembira!
anak-anakku! Klenting Abang…Klenting Ijo…Klenting Ungu…Klenting Biru…! Ayo semuanya kesini!


PARA KLENTING MASUK PANGGUNG.


K. MERAH, HIJAU, , BIRU
Ada apa Mbok? (berebut masuk untuk mendekat di pangkuan si mbok sehingga mereka saling dorong untuk berada di depannya Mbok)

SI MBOK
Dengar Nduk…anak-anakku semua! Baru saja si Mbok menemukan selebaran dari di jalan bahwa ada pemuda bernama Si Ande-ande Lumuten, eh salah….Ande-Ande Mulut… Eh salah lagi maksudnya Ande-Ande Lumut yang gagah prakosa dari Desa Dadapan yang di seberang sungai sedang mencari istri. Syaratnya harus cantik, baik, sopan, dan harus membawa.... (tiba-tiba dipotong oleh klenting abang)

K. MERAH
(memotng pembicaraan) sudahlah mbok kita sudah tahu. Pastilah dengan kecantikan kita bisa dipilih.


SEMUA KLENTING NAMPAK SANGAT GEMBIRA, KELUAR PANGGUNG DIIRINGI SI MBOK SAMBIL NGERUMPI UNTUK MEMBICARAKAN PERSIAPAN MEREKA



K. KUNING
(Sambil menyapu dan raut muka sedih menatap saudara-saudarnya)


SI MBOK BERSAMA KLENTING-KLENTING MASUK PANGGUNG DENGAN RIASAN DAN BAJU YANG BAGUS-BAGUS SAMBIL SALING MENGOMENTARI PENAPILAN MEREKA


K. MERAH
(sambil memamerkan dan memutar-mutar bajunya) Lihat penampilanku ini, pasti Ande-Ande Lumut akan klepek-klepek melihatku

K. HIJAU
O ya ndak bisa,,, jelas aku yang paling menjadi pilihan utama kamu itu terlalu tua ndak mungkin dipilih sama jejaka muda.

SI MBOK
Halah.. sudah-sudah.. kalian semua cantik-cantik. Siapa pun yang nantinya terpilih kalian harus menerimanya karena dia nanti juga akan menjadi menantu Mbok juga. Ayo cepet brangkat.

SEMUA KLETING
Mbok kami berangkat dulu ya (sambil mencium tangan Si Mbok)

SI MBOK
Ingat kalian ini sudah cantik-cantik harus bisa jaga diri di jalan. Ini bekal kalian jangan sampai ketinggalan (si Mbok memberikan bekal kepada anak-anaknya) dan nanti tolong diserahkan ke…. (kembali perkataan si mbok dipotong oleh Klenting Ijo)

K. HIJAU
Iya..iya mbok tenang saja lah… ayo kita berangkat (langsung mengajak saudara-saudaranya pergi)

Si MBOK
(melambaikan tangan hendak memanggil anak-anaknya, tetapi sudah keburu jauh) Lho Nduk tunggu…tunggu… padahal aku belum selesai bicara. Oalah…alah… kok ya keburu pergi.


PARA KLETING KELUAR PANGGUNG DIIKUTI SI MBOK DAN DIIRINGI MUSIK. KLETING KUNING TETAP MELANJUTKAN MENYAPU DAN SESEKALI MEMANDANG SI MBOK DAN SAUDARA-SAUDARANYA PERGI. SEBENARNYA ADA KEINGINANNYA JUGA UNTUK IKUT SAYEMBARA ITU. NAMUN, TIBA-TIBA MUNCULLAH PERI


PERI
(memandang K. Kuning dari kejauhan dan belum menampakkan diri) hemmmm.... kasihan Kleting Kuning dia anak yang rajin dan penurut. Tetapi selalu dimusuhi oleh saudara-saudaranya. Baiklah aku akan membantumu Kleting Kuning


TIBA-TIBA PERI MENAMPAKKAN DIRI DIHADAPAN KLETING KUNING



K. KUNING 
(Tampak terkejut hingga melepaskan sapunya) si..si..siapa kamu? Kenapa tiba-tiba muncul? (K. Kuning bergerak mundur-mundur ketakutan)

PERI
(mencoba mendekati K. Kuning) jangan takut K. Kuning, aku adalah peri.

K. KUNING
(masih tampak bingung) Pe..peri.. peri siapa? Dari mana asalmu?

PERI
Ah..sudahlah jangan terlalu banyak tanya. Tenang saja K. Kuning aku akan membantumu. Aku akan mengubahmu menjadi cuaaaantik biar kamu bisa ikut sayembara dan menemui Ande-Ande Lumut.

K. KUNING
Cantik? A..aku tidak ingin ikut sayembara itu. Biarlah saudara-saudaraku saja. Mana mungkin aku pergi ke sana.

PERI
Lho kenapa? Apa kamu tidak ingin mendapatkan Ande-Ande Lemot..eh Lumut.. heh? Apa kamu tidak ingin menikah dengan pria tampan itu?

K. KUNING
Tidak aku akan tetap di rumah saja. Lagi pula tugasku belum selesai membersihkan rumah ini. Aku tidak ingin menikah dengan Ande-Ande Lumut. Aku masih mengharapkan Kakang Panji Asmarabangun. Dari mana kamu tahu dia tampan?

PERI
Ya siapa tahu juga dia itu jelmaan Panji Asmarabangun (berusaha meyakinkan K. Kuning)

K. KUNING
Dari mana kamu tahu dia itu tampan dan jelmaan Kakang Panji?

PERI
Dari..em.. dari... (berpikir) sudahlah ayo coba ikut saja. Aku akan mengubahmu menjadi lebih menarik dan cantik..
(saat peri ingin mengubah K. Kuning, tiba-tiba K. Kuning menghentikannya)

K. KUNING
Tunggu peri.. tunggu peri... jangan..jangan kau lakukan itu. Biarlah aku tampil apa adanya. Baiklah aku akan menemui Ande-Ande Lumut setelah aku selesaikan pekerjaan ini.

PERI
Ups..hampir saja. Lho kenapa? Bukanlah cantik itu dambaan semua wanita?

K. KUNING
Tidak.. kecantikan tidak selamanya dinilai dari tampilan. Cantik itu luas. Orang bisa menggambarkan kecantikan seseorang dari beragam sudut pandang. Biarlah... biarlah aku seperti ini

PERI
Baiklah..baiklah K. Kuning tapi jangan lupa kamu bawa bekal berupa selembar kain dan biji cabai ini. Bawalah ini akan menjadi penanda. Dalam sayembara itu tertulis bahwa Ande-Ande Lumut sangat membutuhan kain sutera ini. Hati-hatilah di perjalanan gunakan bekal ilmumu.

K. KUNING
Te..terima kasih Peri... aku akan membawa ini.


TIBA-TIBA PERI MENGHILANG LAGI. K. KUNING MASIH TERTEGUN DENGAN APA YANG BARU SAJA DIALAMINYA. SAMBIL MENGGENGGAM KAIN, DIA MENUJU KE DESA DADAPAN
(SUASANA PANGGUNG GELAP UNTUK BERGANTI SETTING TEMPAT)

Adegan III

YUYU KANGKANG MASUK DIIRINGI MUSIK DAN SUARA GEMERICIK AIR

YUYU K
Aduh..aduh.. sejak dibangun Jembatan Suramadu penghasilanku menjadi berkurang. Jarang sekali ada orang yang menyeberang. Makan apa kalau penghasilan terus menurun. Lama lama bisa bangkrut aku.


KEMUDIAN YUYU KANGKANG TERKEJUT KARENA DARI KEJAUHAN TERLIHAT BEBERAPA ORANG DENGAN PAKAIAN WARNA-WARNI


YUYU K.
Wah..wah.. siapa ya mereka kok seperti pelangi saja. Sepertinya mau menyeberang. Wah lumayan akhirnya dapat rejeki juga. Memang hari ini aku sangat beruntung. Baiklah kutunggu saja. Tapi dari jalannya sepertinya wanita-wanita.


BEBERAPA SAAT KEMUDIAN PARA KLETING TIBA DI PINGGIR SUNGAI. DAN TERKEJUT KETIKA MELIHAT YUYU KANGKANG.


YUYU K.
Eherm... embak-embak, nona-nona, cewek-cewek, mau kemana nih kok cantik-cantik. Mo nyebrang ya?

K. MERAH
Ih.. genit sekali sih. Siapa kamu? Kalau jalan miring-miring, tangan capit semua. Awas ya kalau dekat-dekat. Iya kami mau nyeberang ke Desa Dadapan. Memangnya ada apa? Apa ada tukang prahu di sini?

YUYU K.
Wah.wah.. kebetulan sekali cah ayu. Akulah tukang prahu itu aku yang akan menyeberangkan kalian.

K. HIJAU
O.. kamu. Baiklah sekarang kami akan naik perahumu.. mana perahumu?

YUYU K.
Hahaha.... mau nyebrang begitu saja?? O.. tidak bisa. Harus ada bayarannya.

K. BIRU
Berapa bayarannya? Katakan! 500? 1000?

YUYU K.
Apa 500? Kamu pikir mau beli cilok apa...  menyebrang sungai dengan harga segitu. Ndak tahu apa, harga sembako dan BBM pasca lebaran belum turun. Pokoknya aku minta satu orang sekitar 100.000. gimana?

SEMUA KLETING
Apa......??? seratus ribu?? Mahal benar??

YUYU K.
Kalau ndak mau ya sudah.. silakan saja nyemlung dan berenang sendiri biar jadi santapan keong racun, tokek belang, dan buaya darat...eh buaya sungai..

K. ABANG
j..j..jangan dong. Kita kan sudah dandan cantik begini masak harus nyemplung sungai. Sudah kotor, bau, banyak limbah. Ihhh ogah ah... kami kan ndak bawa uang hanya bawa bekal dari Mbok kami. Ayolah... bisa ya..ya kali ini gratis saja yuyu cakep... kamu kan ganteng, baik hati, dan penolong betul kan K. Ungu?


YUYU K.
Ah.. aku ndak butuh gombalanmu. Aku hanya butuh uang. Percuma saja, cantik-cantik tapi miskin juga. Kalau begitu serahkan saja bekal-bekalmu itu sebagai gantinya uang.

K. BIRU
Tapi Yuyu,,, inikan bekal kami menuju Desa Dadapan ndak mungkin kami serahkan

K. MERAH
Ah... sudahlah K. Biru, buat apa juga kita bawa bekal ini. Kita kasihkan saja. Kita ndak perlu repot-repot bawa bekal. Dengan kecantikan kita sudah cukup sebagai bekal untuk menaklukkan Ande-Ande Lumut.

YUYU K.
Ah sudahlah ndak usah banyak bicara. Cepat serahkan bekal-bekalmu ayo sini.

KEEMPAT KLETING-KLETING ITU AKHIRNYA SEPAKAT MENYERAHKAN BEKAL YANG DIBAWANYA KEPADA YUYU KANGKANG
AKHIRNYA MEREKA BISA DIBAWA OLEH YUYU KANGKANG MENYEBERANG DENGAN MENGAITKAN SELENDANG KE KLETING-KLETING

 TAK BERSELANG LAMA SAMPAILAH KLETING KUNING DI TEPI SUNGAI DAN BERTEMU YUYU KANGKANG

YUYU K.
Aduh siapa lagi ini. Sepertinya kamu mau menyeberang. Kamu tidak begitu cantik. Wajahmu lusuh, pakaianmu kumal. Apa kamu punya uang nduk?

K. KUNING
Uang? Untuk apa?

YUYU K.
Untuk apa? Halah ndak usah berlagak bodoh. Aku ini menjual jasa. Sepertinya kamu seperti wanita-wanita warna-warni tadi. Sama-sama mau ke Desa Dadapan dan sama-sama ndak punya uang. Iya kan? Sekarang serahkan saja bekal yang kamu bawa!

K. KUNING
I..iya. saya mau ke Desa Dadapan. S..s..saya juga ndak punya uang.
Tapi saya punya

YUYU K.
(melirik bekal yang dibawa K. KUNING) hmm.. kalau memang ndak punya uang, serahkan saja bekal yang kamu bawa, baru kamu kuseberangkan.

K. KUNING
Ini bekal bukan milikku dan ingin aku berikan ke orang lain. Atau begini saja. Saya punya beberapa biji cabai. Ini bisa kamu tanam di pinggir sungai. Hasilnya bisa dijual ke pasar dan menjadi penghasilan tambahan jika tidak ada penumpang. Bagaimana? (sambil menyerahkan biji cabai)

YUYU K.
Hmmm... boleh juga. Baiklah aku terima biiji cabaimu. Tetapi jika tidak tumbuh maka aku kan menagih ongkos penyeberangan.

K. Kuning
Iya. Iya Ndap apa-apa. Sekali lagi terima kasih Yuyu.

AKHIRNYA YUYU KANGKANG MENYEBERANGKAN K. KUNING


Adegan IV

PARA KLETING TELAH SAMPAI DI DESA DADAPAN DAN TELAH BERADA DI DEPAN RUMAH ANDE-ANDE LUMUT


K. MERAH
Benarkah ini rumahnya? Kok jelek sekali. Jangan-jangan pemilik rumahnya….

K. HIJAU
(langsung menyahut pembicaraan k. Abang) Juga tidak setampan yang kita bayangkan. Wah gimana ini….

K. BIRU
Sudah…sudah belum tentu juga. Dia pasti anak anak mahkota yang sedang mengembara untuk mencari istri.

K. MERAH
Alah jangan sok tahu kamu Biru. Ayo kita buktikan
                                                           

KEEMPAT KLENTING BERADA DI DEPAN RUMAH ANDE-ANDE MULUT. CLINGAK CLINGUK KARENA KEADAAN RUMAH SEPI. KEMUDIAN MUNCUL ANDE-ANDE LUMUT DARI DALAM



ANDE LUMUT
Eherm…. (tiba-tiba muncul dari dalam rumah dan mengagetkan para Kleting)

SEMUA KLETING
Waaaaaa……. (terkejut tiba-tiba muncul Ande Lumut yang tampangnya pas-pasan)

K. MERAH
Si..siapa kamu? Apa kamu Ande-Ande Lumut?

ANDE LUMUT
Iya akulah Ande-Ande Lumut. Akulah yang menyebarkan sayembara itu. Pasti kalian yang ikut audisi ya?

SEMUA KLETING
Apa? Ande-Ande Lumut? Ndaak mungkiii…n

K. HIJAU
Di sayembara jelas-jelas tertulis kalau Ande Lumut itu tampan.


K. MERAH
Wah rugi kita sudah jauh-jauh datang ke sini, menyeberang, capek, panas, ih… menyesal kita datang ke sini. Ayo saudara-saudaraku kita pulang saja. Sia-sia saja kita ke sini. (mengajak saudara-saudaranya hendak pergi)

K. BIRU
(sambil berbisik ke saudara-saudaranya) Sebentar-sebentar. Jangan tergesa-gesa. Siapa tahu di memang benar-benar putra mahkota. Karena meski tidak tampan, baju yang dikenakannya juga cukup bagus kok.

K. HIJAU
Iya…ya sepertinya begitu. Ndak masalah jika ndak tampan, asal kaya. Hahaha…


AKHIRNYA PARA KLETING SEPAKAT TIDAK JADI PERGI. MEREKA MEMUTUSKAN KEMBALI UNTUK BERTEMU ANDE-ANDE LUMUT. MEREKA MENCOBA MERAYU.
MEREKA SENYAM-SENYUM KETIKA BERHADAPAN DENGAN ANDE-ANDE LUMUT


ANDE LUMUT
(terheran) lho kok kembali lagi. Ada apa? Apa ada yang tertinggal?

K. MERAH
(tersenyum malu-malu) heheh… iya ada yang tertinggal. Hati kami yang tertinggal di sini dan sepertinya enggan pulang karena terjerat oleh kekayaanmu…ups.. maksudnya perasaanmu.

K. HIJAU
Iya..iya … benar. Tadi pandangan kami sedang kabur dan silau jadi kami ndak tahu bahwa kamu seorang pria kaya eh… maksudnya tampan. Hehe (malu-malu mencoba merayu)

K. BIRU
Dari awal memang kami tertarik dengan denganmu, kau begitu perkasa dan rupawan. Mungkin dari kami BERTIGA ada yang membuat dirimu tertarik.

K. BIRU
Hmmm… doyan juga kamu. Nah gitu dong dari tadi Cuma betal-betul..betal-betul.

ANDE LUMUT
(agak risi dan jengkel) Ah.. sudahlah.. siapapun bisa aku jadikan istri asal ada syaratnya yang sesuai dengan sayembara yang kusebar.



K. MERAH
(memotong pembicaraan) ah. Sudah tahu aku. Pasti cantik kan. Kalu soal cantik, jelas aku yang paling tua yang akan menarik perhatianmu ya kan? Ya kan? (perkataan K. abang diiri anggukan saudara-saudaranya)

ANDE LUMUT
Tidak hanya cantik secara fisik tapi juga hati. Wanita itu harus jujur, rajin, dan cerdas. Dan satu lagi ia harus membawa bekal kain sutera. (perkataan Ande Lumut membuat para kleting kebingungan dan berpikir mencari alasan).
Baiklah. Kau K. Abang. Kau memang cantik, tapi di mana bekal kain yang kau bawa?

K. ABANG
(bingung dan panik) emmm.. kain..bekal… eemm.. di mana ya… oiya aku baru ingat tadi waktu ke sini, kain itu tertiup angin saat menyeberang sungai jadinya hanyut terbawa air (pura-pura sedih)

ANDE LUMUT
Kau K. Ijo. Dimana bekal kain sutramu?

K. IJO
(bingung dan panik) emmm… dimana ya? Tadi sih aku bawa, tapi tersangut ranting akhirnya sobek ya sudah aku buang saja.

ANDE LUMUT
Kau K. Biru?

K.BIRU
(bingung tapi berusaha tenang) aku?…. em…tadi sudah kuberikan pengemis. Kasihan pengemisnya  bajunya kan sudah compang camping.. ya terpaksa deh….(pura-pura sedih)


ANDE LUMUT
Sudah.. sudah... Baiklah sekarang aku pertimbangkan. K.merah, hijau, dan Biru kau telah berbohong dan tidak layak kujadikan istri. Untuk sementara ini aku putuskan bahwa aku akan memilih…Kleting… (tiba-tiba terhenti karena terdengar suara orang yang akan bertamu)


K. KUNING
Kulonuwuuuun,,,, assalamu’alaikuuuuuum……. (Kleting Kuning berada di depan rumah)


SEMUA KLETING DAN ANDE LUMUT PANDANGANNY TERTUJU PADA PINTU


ANDE LUMUT
Iya sebentar (sambil menuju ke pintu)

K. KUNING
Be.. Benarkah ini rumahnya Ande-Ande Lumut?

ANDE LUMUT
Iya benar sekali. Siapa kamu ? kenapa kau tampak lusuh seperti itu. Mari masuklah. (Ande-Ande Lumut merasa tidak asing dengan wajah K. Kuning)

K. KUNING
I.. Iya terima kasih. (sambil menunduk dan agak takut, masuk ke rumah)


SAAT BERADA DI DALAM KLETING-LETING TAMPAK KAGET DENGAN KEDATANGAN K. KUNING



KLETING MERAH, HIJAU, BIRU, (SERENTAK)
(terkejut) Haaaaa…. Kleting Kuning. Mau apa kamu ke sini?

K. MERAH
Semakin merusak suasana saja. Jangan kepedean kamu mau menjadi istrinya Ande-Ande Lumut. Ngaca dong ngaca…

K. KUNING
E.. sebenarnya saya hanya ingin mengantarkan kain sutra ini mungkin kakang Ande membutuhkannya. (sambil menyerahan kain sutra kepadan Ande L.)

ANDE LUMUT
(tampak heran) jadi kalian sudah saling kenal ya.
Baiklah K. Kuning terima kasih aku terima sutramu.

K. KUNING
Iya terima kasih juga . kalau begitu aku mau pamit dulu. Permisi kakang  Ande (sambil membalikkan badan dan menuju pintu)


TIBA –TIBA ANDE L. MERASA TERCIUM BAU YANG DIKENALNYA DARI KAIN ITU.


ANDE LUMUT
Tunggu K. Kuning. Tunggu. Jangan pulang dulu. Aku ingin menanyakan sesuatu.


K. KUNING BERHENTI DAN MENOLEH KE ANDE LUMUT


ANDE LUMUT
Sebentar. Aku ingin tanya sesuatu. Dari mana asal kain ini. dan dari mana asalmu. Siapa kamu sebenarnya?

K. KUNING
Maaf kakang. Saya adalah pengembara dan sudah lama pergi dari rumah. Akhirnya Saya tinggal di rumah saudara-saudara saya. Saya dapatkan kain itu dari seorang peri. Saya tidak ingin berharap jadi istri anda. Saya hanya sekadar membantumu saja.

ANDE LUMUT
Sepertinya aku kenal betul dengan wangi kain ini. dan wajahmu tidak begitu asing bagiku. Tolong katakan dengan jujur, dari mana asalmu?

K. KUNING
E.. maaf kakang saya. Saya sebenarnya dari Kediri.

ANDE LUMUT
Kediri? Kerajaan Kediri? Mengapa kamu memutuskan pergi dari rumah?

K. KUNING
S.s..saya.. sebenarnya saya diusir oleh selir Raja karena saya akan dijodohkan dengan pangeran Jenggala?

ANDE L.
(semakin penasaran) Jenggala? Jangan-jangan engkau…

K. MERAH
(marah) Hei K. Kuning jangan mengada-ada cerita ya… apa kamu pikir semudah itu bisa mendapatkan Ande-Ande Lumut?

K. KUNING
S..Saya tidak bermaksud begitu. Saya hanya…. (tiba-tiba K. Ijo memotong pembicaraan)

K. HIJAU
(menyahut pembicaraan) Ah sudahlah… yang jelas Ande-ande Lumut akan memilih dari kita bukan kamu.




ANDE LUMUT
Baiklah..baiklah… akan aku jelaskan semua. Tujuanku mengadakan sayembara ini hanya ingin menemukan seseorang yang aku cari. Oleh karena itu aku mengembara hingga  Desa dadapan ini. Tapi kalian bertiga sudah tidak teguh pendirian dan tidak memperhatikan amanahku. Kalian pasti akan melakukan segala cara agar bisa menyeberang termasuk menyerahkan bekal yang kalian bawa. Sedangkan K. Kuning, dia bisa sampai ke sini dengan mempertahankan amanahku.

K. MERAH
Tapi Ande-ande lumut, mengapa harus K. kuning yang dipilih. Dia kan tidak ingin menjadi istrimu ?

ANDE LUMUT
(memandang penuh keyakinan kepada K. Kuning) Kleting Kuning,, aku mohon jawablah lagi dengan jujur. Apakah kamu putri dari Prabu Lembu Amiluhur, dari Kediri?

K. KUNING
k..k..kakang. Mengapa Kakang bisa tahu? Iya saya adalah…..

ANDE LUMUT
(memotong pembicaraan) De..Dewi? Kau kah Dewi Sekartaji?

K. KUNING
Ka.. Kakang? Jadi Kau Kakang Panji Asmarabangun, putra Raja Jenggala? Kau kah itu?


AKHIRNYA ANDE-ANDE LUMUT DAN K. KUNING SALING BERDEKATAN DAN SALING PANDANG DENGAN WAJAH BAHAGIA. WAJAH PARA KLETING TAMPAK KAGET MELIHAT MEREKA BERDUA


K. MERAH
Ti..tidak mungkin mereka adalah seorang bangsawan. Jadi selama ini K. Kuning yang jelek itu adalah seorang putri Kediri? (akhirnya K. Abang pingsan dan ditolong oleh saudara-saudaranya untuk dibawa keluar panggung).





DEWI SEKARTAJI
Kakang, telah lama aku menunggu Kakang Panji hingga aku sampai ke tempat ini.

PANJI ASMARABANGUN
Iya Dewi. Aku telah lama juga mencarimu. Perasaan inilah yang membawaku sampai ke Desa Dadapan ini. Wangi bunga di kain sutera itulah yang menjadi pertanda bahwa kaulah Dewi Sekartaji. Bagaimana jika kita kembali ke kerajaan dan mempersatukan Kerajaan Jenggala dengan Kediri? Biarlah masa lalu menjadi cerita dan pelajaran bagi kita. Aku berharap janganlah engkau menyimpan dendam.

DEWI SEKARTAJI
Iya kakang Panji. Aku bersedia. Sama sekali aku tak memiliki dendam dengan siapa pun. Aku akan ikut kemana pun kau pergi kakang.

DEWI SEKARTAJI DAN PANJI ASMARABANGUN KELUAR PANGGUNG BERSAMA DAN DIIKUTI PADAMNYA LAMPU DAN TEMBANG JAWA

TAMAT 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar