Jumat, 23 Oktober 2015

Resume Jurnal Profesi Keguruan



RESUME
PROFESI GURU DAN LANGKAH
PENGEMBANGANNYA
Oding Supriadi
Abstrak
Guru memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai seorang yang harus digugu dan ditiru. Tugas dan tanggung jawab guru tersebut berkembang seiring dengan perjalanan waktu. Jenis kemampuan yang idealnya dikuasai oleh guru tersirat pada Kode Etik guru. Jenis kemampuan ideal tersebut dapat diklarifikasikan dalam tiga kelompok yaitu: Kemampuan membantu siswa belajar efesien dan efektif mencapai hasil optimal, Kemampuan menjadi penghubung kebudayaan masyarakat yang aktif-kreatif dan Kemampuan menjadi pendukung pengelolaan program kegiatan sekolah dan profesi.

PEMBAHASAN
1. Profesi Guru
Profesi adalah suatu jabatan/pekerjaan yang biasanya memerlukan persiapan dan keahlian dan biasanya memiliki kode etik profesi. World Confederation of Organization of Teaching Profession (WCOTP) merumuskan ciri-ciri suatu profesi sebagai berikut:
·        Suatu profesi adalah suatu pekerjaan/jabatan atau panggilan jiwa. Profesi tidak saja menuntut kemampuan akademis atau keahlian, tetapi juga pengabdian. Profesi tidak hanya merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk mendapatkan bayaran, tetapi juga yang bersifat pengabdian,
·        Suatu profesi adalah suatu pekerjaan/jabatan yang fungsinya telah terumuskan dengan jelas,
·        Suatu profesi menetapkan persyaratan-persyaratan minimal untuk dapat melakukannya, yang berkenaan dengan kualifikasi pendidikan, pengalaman, ketrampilan praktis dan sebagainya,
·        Suatu profesi mengenakan disiplin kepada seluruh anggotanya dan biasanya bebas dari campurantangan atau kekuasaan luar,
·        Suatu profesi berusaha meningkatkan status ekonomi dan sosial para anggotanya, dan
·        Suatu profesi terbentuk berdasarkan konsep dari disiplin intelektual dalam suatu masyarakat terpelajar, dengan anggota-anggota yang terorganisasi untuk memberi pelayanan kepada kepentingan umum dan memajukan profesi.
Kualifikasi pendidikan merupakan persyaratan formal tentang tingkat pendidikan yang harus dimiliki seseorang agar dapat memasuki dunia pekerjaan guru. Ada perbedaan persyaratan minimal tentang pendidikan formal atau ijazah yang diperlukan untuk menjadi guru Sekolah Dasar (SD) dan Guru Sekolah lanjutan (SL). Agar standar minimal tersebut tercapai, perlu ditunjang suatu sistem pendidikan professional bagi calon guru yang sesuai dengan kebutuhan, baik dalam segi tingkat kemampuan yang diperlukan
dilapangan.
Disamping persyaratan formal diperlukan pula persyaratan substansial berupa jenis dan tingkat kemampuan efesien dan efektif, seperti dikehendaki oleh kurikulum. Jenis kemampuan yang idealnya dikuasai oleh guru tersirat pada Kode Etik Guru. Jenis kemampuan ideal tersebut dapat diklarifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu:
a)      Kemampuan membantu siswa belajar efesien dan efektif mencapai hasil optimal. Kelompok ini mencakup jenis kemampuan: 1) Mengelola kegiatan belajar mengajar, dan 2) Melaksanakan bimbingan siswa.
b)      Kemampuan menjadi penghubung (liaison) kebudayaan masyarakat yang aktif-kreatif dan fungsional. Kelompok ini
mencakup jenis kemampuan: 1) Menjadi mediator kebudayaan, baik sebagai pembawa kebudayaan, pemelihara kebudayaan, maupun sebagai pengembang kebudayaan, dan Menjadi komunikator sekolah dan masyarakat.
c)      Kemampuan menjadi pendukung pengelolaan program kegiatan sekolah dan profesi. Kelompok ini mencakup jenis kemampuan: 1) Menjadi anggota staf sekolah yang produktif, dan 2) Menjadi anggota organisasi professional yang fungsional.
2. Peranan Guru
Status dan peranan mempunyai hubungan yang sangat erat sekali. Status guru menggambarkan kedudukan guru dalam masyarakat, baik yang diharapkan maupun yang dapat dicapai, dan dalam hal kedudukannya terlihatlah martabat guru. Dalam statusnya itu, guru menerima dan menjalankan seperangkat tugas kewajiban tertentu. Seperangkat tugas kewajiban yang diterima tersebut merupakan seperangkat tugas kewajiban yang diharapkan oleh masyarakat harus dilaksanakan.
3. Kode Etik Guru
Harapan yang lebih terperinci tentang sikap, tingkahlaku dan perbuatan guru dinyatakan dalam Kode Etik Guru (Suara Guru No. 6 Tahun XXVI Juli 1976) seperti tercantum dibawah ini:
1.Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2.Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3.Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari
segala bentuk penyalahgunaan.
4.Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara kehidupan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5.Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan
6.Guru secara tersendiri-sendiri/atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya
7.Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan
8.Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya
9.Guru melaksanakan ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
Kode Etik guru menjadi pengikat batin yang mampu melahirkan pada tingkah laku guru yang bersifat mulia dan terpuji. Pola tingkahlaku guru yang diharapkan terdiri atas tiga pernyataan, yaitu:
Ing ngarso Sung Tulodo (Dari depan guru menjadi suri teladan)
Ing madya mangun karso (Dari tengah guru memberikan ide atau gagasan)
Tut wuri handayani (Dari belakang guru memberikan dorongan atau motivasi).

JURNAL TABULARASA PPS UNIMED
Vol.5 No.1,Juni 2008
Profesi Guru ... (Oding Supriadi, 35:54)






Kamis, 15 Oktober 2015

Teknik Melukis




TEKNIK MELUKIS
Selain memiliki banyak aliran, seni melukis juga memiliki beberapa teknik yang digunakan dalam melukis suatu objek. Para seniman lukis menggunakan teknik yang berbeda dalam menghasilkan sebuah karya. Teknik melukis juga kerapkali menjadi suatu ciri khas seorang pelukis. Untuk menghasilkan sebuah karya lukisan yang maksimal tentulah dibutuhkan teknik yang baik. Teknik melukis juga terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sudut pandang tinjauannya.
Pada kesempatan ini akan disajikan jenis-jenis teknik melukis berdasarkan cara penggambaran secara umum dan teknik melukis berdasarkan pengolahan catnya untuk kegiatan melukis yang menggunakan cat minyak. Secara umum, terdapat lima jenis teknik melukis yang dapat diterapkan secara luas dalam seni lukis sehari-hari.

Teknik Melukis Secara Umum
1.      Teknik Aquarel
Sesuai dengan namanya, teknik aquarel adalah teknik melukis dengan menggunakan cat air (aquarel) dan sapuan warna yang tipis, sehingga lukisan yang dihasilkan terkesan tembus pandang atau transparan.
Pada teknik ini digunakan cat yang cenderung encer agar dihasilkan sapuan yang tipis dan ringan. Medium yang digunakan dalam teknik ini biasanya adalah kertas lukis. Teknik aquarel umum diterapkan pada kegiatan melukis di sekolah dengan menggunakan cat air dan kertas gambar.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik aquarel :
a)      Pemilihan cat air yang baik Untuk menghasilkan sebuah karya yang baik maka cat yang digunakan harus memenuhi standar kualitas. Cat air dengan harga mahal biasanya berkualitas bagus. Cat dikatakan bagus bila berwarna cerah, tajam atau kuat dan tidak mudah kering bila tersimpan lama, tentunya dalam kondisi selalu tertutup. Cat air dengan harga relatif terjangkau juga terkadang kualitasnya bagus tergantung pada merek produk.
b)      Pemilihan kertas yang cocok Kertas yang paling sesuai adalah kartas aquarel, namun harganya relatif mahal. Untuk kertas dengan harga terjangkau bisa menggunakan kertas gambar biasa yang bagus.
c)      Pemilihan kuas yang sesuai Kuas yang paling cocok untuk teknik aquarel adalah kuas cat air. Merk Pagoda harganya sangat terjangkau di semua kalangan. Tersedia juga kuas cat air yang lebih bagus, dan tentunya lebih mahal.
Contoh :


2.      Teknik Plakat
Berbeda dengan aquarel, plakat merupakan teknik melukis yang menggunakan cat air, cat akrilik, atau cat minyak dengan sapuan warna cat yang tebal atau kental, sehingga hasil lukisan akan tampak pekat atau menutup seluruh medianya.
Teknik plakat biasanya digunakan oleh pelukis profesional untuk menghasilkan sebuah lukisan yang bernilai ekonomi tinggi. Medium yang digunakan dapat berupa kertas lukis, kanvas, dan medium lainnya.
Contoh :


3.      Teknik Spray
Teknik lukis ini adalah teknik melukis dengan cara menyemprotkan cat. Cara melukis dengan teknik ini adalah menggunakan bahan cair yang kemudian disemprotkan dengan alat sprayer.
Teknik ini sering digunakan untuk menghasilkan lukisan yang cenderung lebih visual. Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah pada pewarnaan part kendaraan, kasing handphone, produk hias, dan lain sebagainya.
Contoh :


4.      Teknik Pointlis
Teknik pointlis merupakan teknik melukis yang cenderung menggunakan titik-titik dan perpaduan warna. Biasanya dilakukan dengan cara membuat gradiasi warna pada gambar untuk mengatur gelap-terangnya gambar.
Teknik ini bisa juga dilakukan dengan mencampurkan warna dan membuatnya hanya berupa titik-titik, sehingga hasil gambar jika diteliti akan tampak seperti titik-titik warna.
Contoh :


5.      Teknik Tempra
Tempra merupakan teknik melukis dengan cara melukiskan sebuah gambar pada tembok dengan sedemikian rupa. Hal ini nantinya akan menghasilkan sebuah karya seni yang menyatu dengan ilmu arsitektur.
Teknik-teknik melukis ini merupakan teknik yang paling umum digunakan oleh semua pelukis. Hal ini dapat dipilih sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan alat dan bahan sebagai perlengkapan dalam melukis.
Contoh :


Teknik Melukis Dengan Cat Minyak
Salah satu pewarna atau cat yang umum digunakan dalam melukis adalah cat minyak. Secara umum terdapat tiga jenis teknik melukis menggunakan cat minyak, yaitu :
1.      Teknik basah
Teknik basah merupakan teknik melukis dengan cara mengencerkan cat minyak terlebih dahulu dengan menggunakan minyak cat. Setelah diencerkan dengan tingkat kekentalan tertentu, baru kemudian dipoleskan diatas permukaan kanvas.
Dalam teknik ini biasanya digunakan kuas yang panjang bulunya. Teknik basah ini biasanya digunakan untuk melukis secara rata (flat) atau tanpa kesan volume.
Kelebihan dari teknik ini antara lain :
a)      Proses memblok warna cenderung lebih cepat.
b)      Lukisan terlihat bersih dan cemerlang.
c)      Hanya membutuhkan cat minyak yang relatif sedikit.
d)     Cat minyak yang menempel di palet masih tetap bisa dipergunakan.
Contoh :

2.      Teknik kering
Teknik kering merupakan kebalikan dari teknik basah. Melukis dengan menggunakan teknik kering berarti melukis tanpa menggunakan minyak cat (linseed oil). Teknik ini menggunakan kuas dalam keadaan kering dan tidak berminyak.
Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan cat yang baru dikeluarkan dari dalam tube. Teknik kering ini cocok untuk melukis dengan kesan volume dan keruangan, seperti realisme, naturalisme, dan surelisme.
Kelebihan teknik kering antara lain :
a)      Cenderung lebih mudah membentuk objek dan kesan ruang dan volume.
b)      Mudah mengontrol proses pendetailan.
c)      Lebih mudah menghapus warna dengan cara menumpuk dengan warna lain.
d)     Selama melukis pandangan tidak akan terganggu dengan faktor cat yang mengkilat, serta cat akan lebih cepat kering.
Contoh : 


3.      Teknik campuran
Teknik campuran merupakan kombinasi antara teknik kering dan teknik basah. Dengan teknik campuran, kekurangan yang terdapat pada teknik kering dan basah dapat saling menutupi.
Teknik ini dilakukan dengan teknik kering terlebih dahulu yaitu dengan cara memblok warna sambil menambah intensitas minyak cat secara perlahan hingga menjelang finishing lukisan.
Kelebihan teknik campuran antara lain :
a)      Memberikan efek cemerlang dan detail yang bagus.
b)      Dapat dengan mudah membentuk objek (dengan teknik kering) dan pewarnaan cenderung cepat (dengan teknik basah).
Contoh :
Sumber :
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2015/01/teknik-melukis.html