Kamis, 05 November 2015

Langkah-langkah Permainan Matematika



Kubuk Manuk

Kubuk manuk adalah jenis permainan dari Yogyakarta. Permainan ini menggunakan biji-bijian. Biji-bijian yang digunakan misalnya biji yang memiliki permukaan licin seperti, biji jagung, kacang tanah, biji sawo, biji kacang hijau, kedelai, dan lain-lain.Cara memainkannya adalah, anak diminta untuk menempelkan kedua telapak tanggannya, lalu jari-jari diminta untuk saling menyilang, kecuali kedua jari telunjuk membentuk seperti ujung pistol. Kedua jari telunjuk tersebut berfungsi untuk mengambil biji-bijian dengan cara mengapit biji-biji tersebut dan dimasukkan ke dalam telapak tanggan. Biji yang dimasukkan ke dalam lekukan telapak tangan diusahakan tidak jatuh, jika jatuh maka permainan digantikan dengan pemain yang lain.
Langkah-langkah: 
  1. Guru dan siswa memberi nilai pada setiap biji sesuai dengan warna biji yang ada. Misalnya biji yang ada berwarna merah (kacang merah), putih (kedelai), kuning (jagung). Biji merah diberi nilai 5, biji putih diberi nilai 10 dan biji kuning diberi nilai 15.   
  2. Anak diminta untuk duduk melingkar mengelilingi biji-biji yang telah dihamburkan ke lantai dan melakukan pin suit untuk menentukan pemain pertama dan seterusnya.  
  3. Anak diminta untuk memainkan permainan sesuai dengan urutan yang telah ditentukan melalui pin suit.   
  4. Guru meminta anak untuk melakukan operasi hitung sesuai dengan operasi hitung yang akan dipelajari misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.  

Permainan ini dapat di akses di You Tube dengan judul “Belajar Matematika Sambil Bermain”.

SUMBER :

http://www.kompasiana.com/domingos/mendekatkan-anak-pada-matematika-melalui-sebelas-ragam-permainan-kreatif_5528717ff17e61a74f8b45c4

Petik laut



Fenomena yang ada di lingkungan sekitar
Karena saya tinggal di daerah panarukan, di sini saya akan membahas tentang Sosial budaya yang ada di lingkungan panarukan.

TRADISI PETIK LAUT

TELAAH 
Bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan karunianya banyak macamnya. Namun bagi komunitas nelayan, menunjukkan rasa syukur atas melimpahnya hasil tangkapan laut serta selalu selamat tanpa bencana dan rintangan apapun, yang dikenal dengan ritual "Petik Laut".
Ritual ini yang selalu dinantikan dan rutin dilakukan dikalangan komunitas nelayan, termasuk nelayan petik laut di Daerah Pesisir Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan. Upacara ritual yang selalu dipadati ribuan warga nelayan tersebut merupakan acara puncak. Ada pentas seni, pementasan musik gambus, orkes dangdut, dan tari gandrung banyuwangi. Ada juga Pengajian dan berbagai lomba untuk masyarakat nelayan.
Inti kegiatan petik laut adalah saat pelepasan sesaji ke tengah laut, sesaji itu disatukan dalam sebuah perahu kecil yang terbuat dari ketebung (pohon pisang). Isinya macam-macam, namun yang paling menonjol adalah kepala sapi. Sebelum dilepas, sesaji itu telah melalui serangkaian ritual. Perahu sesaji diturunkan kelaut beramai-ramai kemudian dilepas sampai ketengah dan ditenggelamkan.
Sekretaris Panitia Petik Laut menambahkan "petik laut untuk melestarikan budaya bangsa". Sumber dananya berasal dari swadaya murni masyarakat nelayan. Sumbangan tersebut dari pemilik perahu. Menurut masyarakat yang ada dipesisir , membuang sesaji ketengah laut diyakini warga nelayan khususnya warga pesisir akan membawa keselamatan bagi Nelayan. Tradisi tersebut juga diyakini mampu membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi nelayan yang ditandai melimpahnya ikan (hasil laut). 


 Suasana petik laut pada saat pagi hari


 
 Suasana petik laut pada malam hari 


Ghitek (tempat sesaji)


 
Suasana saat ditengah laut


Tradisi yang sudah mengental dalam masyarakat memang sulit untuk dirubah, bahkan dihilangkan. Tradisi bagi mereka, ibarat sebuah kewajiban dan sebuah keyakinan, dan keyakinan yang sudah matang sudah mengental dan menjadi watak dalam diri sebuah masyarakat. Tradisi tahunan Petik Laut juga merupakan tradisi yang wajib bagi masyarakat pesisir Desa Kilensari Kecamatan Panarukan, mereka berkeyakinan jika tradisi tersebut tidak dilaksanakan maka akan membawa dampak yang tidak baik, alam akan marah dan para nelayan tidak akan mendapatkan hasil laut. Sehingga pada tiap bulan syuro nelayan situbondo merayakan tradisi Petik Laut besar-besaran, sebagai wujud syukur dan supaya hasil laut melimpah.
Maka dari itu sebuah Tradisi harus di jaga walaupun masa sekarang sudah memasuki masa modern, selain menjaganya kita harus juga melestarikan sebagai sumber wisata untuk memajukan daerah Kabupaten Situbondo sendiri agar terkenal dengan tradisi yang unik.

SARAN
Biaya ratusan juta  yang digunakan untuk menghiasi kapal dan sebagai keperluan hiburan, sebaiknya digunakan untuk kepentingan yang lain. Rasa syukur tidak harus berbentuk sebuah ritual, bisa juga dengan menyumbangkan sebagian harta untuk warga yang kurang mampu dan pastinya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA :

Senin, 02 November 2015

Artikel pengembangan kurikulum



Friska Dwi Nur Hidayati
201310238
5F

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok :
1.      prinsip - prinsip umum :
relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas.
2.      prinsip-prinsip khusus :
prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik.
Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu : Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ARGUMEN :
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan dari perubahan tingkah laku. Adanya kurikulum diharapkan dapat membentuk perubahan tingkah laku berupa kemampuan atau kompetensi dari setiap peserta didik. Dari waktu ke waktu kurikulum memang harus berubah dan harus di sempurnakan melalui proses evaluasi yang berkelanjutan.
Di dalam pengembangan kurikulum harus meliputi :
1.      Prinsip relevansi,
2.      Prinsip fleksibilitas,
3.      Prinsip kontinuitas,
4.      Prinsip efisiensi,
5.      Prinsip efektivitas.