PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MULTINASIONAL COMPANY)
MAKALAH
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EKONOMI INTERNASIONAL
DOSEN PEMBIMBING : YUDHA PRAJA SE,M.Si
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
MOHAMMAD JONI (201213152)
BAIHAQI HELMI (201313066)
HOLIDIL WIDAT (201313092)
NINGSIH (201313321)
RIENDY AULIA K. (201313323)
MAULANA VERGA YUNIKA (201313244)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua, dan tak lupa salawat beriring salam kita hanturkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
pada mata kuliah Bimbingan Konseling ini tepat waktu.
Makalah dengan judul “PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MULTINASIONAL COMPANY)” ini kami susun untuk memenuhi nilai
tugas mata kuliah Ekonomi Internasional yang diberikan oleh Bapak YUDHA
PRAJA SE,M.Si
Kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak YUDHA PRAJA
SE,M.Si selaku dosen mata kuliah Ekonomi
Internasional dan terima kasih kepada anggota kelompok 5, serta pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam makalah ini,dengan kerendahan hati,kami memohon maaf. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Situbondo, 07
November 2015
Tim Penyusun,
Kelompok
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Perusahaan
Multinasional atau Multinational Corporation (MNC) merupakan faktor utama dalam
bisnis internasional. Jenis perusahaan ini pada saat sekarang memegang peranan
yang penting untuk transaksi internasional. Perdagangan internasional seperti
impor dan ekspor merupakan tahap awal dari operasi internasional perusahaan.
Pola operasi internasional meliputi; usaha patungan, penanaman modal asing dan
sistem lisensi. Subjek dalam perdagangan internasional secara tegas sangat
memperhitungkan peran pemerintah yang besar dalm hubungan dengan MNC serta
perusahaan lainnya dalam bisnis internasional.
Karena
begitu banyaknya karakteristik Multinational Company (MNC) maka sangat sukar
untuk memberi definisi yang dapat mencangkup
semua kriteria sehingga suatu perusahaan dapat dengan pasti disebut MNC.
Beberapa definisi menyebutkan criteria kualitatif yang harus dipenuhi sehingga
perusahaan tersebut digolongkan sebagai MNC, seperti misalnya apakah perusahaan
itu beroperasi dan mengendalikan semua aktivitas yang mendatangkan pendapatan
dibeberapa negara. Sedangkan yang lain memberi definisi lebih pragmatic seperti
misalnya jumlah negara dimana perusahaan itu beroperasi atau total assets atau
penjualan yang dilakukan oleh cabangnya di negara lain. Untuk lebih
sederhananya baiklah MNC kita beri
definisi saja sebagai perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional
dan lokasi produksinya terletak di beberapa negara. Cabang di luar negri tidak
hanya dimiliki oleh perusahaan induk, tetapi juga operasi/kegiatan cabang
tersebut dikontrol dan diawasi oleh perusahaan induk.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan Perusahaan Multinational (Multinational Company)?
2. Bagaimana
sifat MNC?
3. Faktor apa
saja yang mempengaruhi keputusan MNC?
4.
Apa saja kekuatan bersaing MNC?
5.
Bagaimana efek global MNC?
6. Apa
saja manfaat dari MNC?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
tentang Perusahaan Multinational (Multinational Company).
2. Mengetahui
sifat MNC.
3. Mengetahui
faktor yang mempengaruhi keputusan MNC.
4. Mengetahui
kekuatan bersaing MNC.
5. Mengetahui
efek global MNC.
6. Mengetahui
manfaat MNC.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perusahaan Multinasional (Multinational
Company)
Perusahaan
multinasional atau PMN
adalah perusahaan yang berusaha di
banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini
memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang
di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka
mengkoordinasi manajemen global.
Multinational Company Adalah perusahaan yang kegiatan
bisnisnya bersifat internasional dan lokasi produksinya terletak di beberapa
negara. Cabang di luar negri tidak hanya dimiiki oleh perusahaan induk tetapi
juga operasi kegiatan cabang tersebut dikontrol dan diawasi oleh perusahaan
induk.
2.2 Sifat
MNC
Karakter MNC
sangat bervariasi tergantung dari cara pendirian cabang di luar negeri, pola
pendidikan dan tujuan operasi di luar negeri. Pendirian cabang di luar
negeri biasanya dilakukan dengan investasi langsung, yaitu dengan cara
mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli perusahaan di luar negeri.
Pengaturan pemilikkan dua cabang di
luar negeri bervariasi antara MNC yang satu dengan yang lain, dengan
pertimbangan perusahaan induk mungkin menghendaki kepemilikkan kurang dari 50%
modalnya, namun yang banyak dilakukan adalah
melalui patungan (joint venture).
2.3 Faktor
yang mempengaruhi keputusan MNC
Untuk mudahnya kita anggap tujuan investasi di luar
negri adalah mencari keuntungan maksimum dan penjualan maksimum. Dalam kaitanya
dengan penjualan maksimum ,mendirikan cabang di luar negri dapat memperoleh
eberapa manfaat, antara lain:
a.
Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar
negri melalui ekspor, mugkin diperlukan hubungan yang lebih dekat dengan
langganan untuk mengetahui hubungan dan selera konsumen. Disamping itu cabang
di luar negri dapat merupakan basis untuk memberikan pelayanan kepada konsumen.
b. Ekspor ke
luar negri sering dihambat oleh kebijaksanaa tarif negara lain. Dengan
mendirikan cabang di luar negri yang dapat mendirikan cabang di negara tersebut
maka masalah hambatan tersebut dapat teratasi. Masalah lain yang terkait dengan
ini adalah pengaruh perubahan kurs mata uang. Apabila nilai mata uang negara asal
perusahaan mengalami apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik, sehingga
dapat menurunkan volume ekspornya. Masalah ini juga terseleseikn dengan adanya
pembuatan cabang di luar negri. Apabila tujuan pendirian cabang di luar negri
itu untuk mencapai keuntungan maksimum maka pertimbangan efisiensi biaya di
berbagai negara menjadi pertimbangan utama. Banyak MNC tertarik untuk melakukan
ekspansi ke negara yang upah buruhnya rendah, biasanya merupakan negara
berkembang, terutama apakah produk yang dihasilkan tersebut sifatnya padat
tenaga kerja. Spek tenaga kerja lain yang sering menjadi daya tarik MNC adalah
kerajinan serta tidak seringnya terjadi pemogokan. Faktor biaya lain yang
kerapkali dipertimbangkan adalah biaya transpor. Dengan membuka cabang biaya
transpor dapat ditekan. Disamping itu pajak yang relatif rendah merupakan daya
tarik bagi MNC.
Faktor
Non-Ekonomi
Di samping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan
MNC untuk ekspansi, faktor sosial dan politik di negara yang dituju perlu
diperhatikan. Sikap pemerintah kepada perusahaan asing perlu dipelajari. Negara
penerima MNC sering mengadakan peraturan terhadap perusahaan asing. Aturan ini
biasanya berupa pembatasan keuntunagn yang dapat dikirim ke perusahaan induk
atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan
yang berasal dari negara penerima MNC. Jelas bahwa peraturan ini dapat
menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari
pengalaman sejarah kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan asing
sebelum perusahaan MNC tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal yang tak kalah
pentingnya adalah keadaaan politik negara penerima. Keadaan politik yang tidak
stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di negara itu.
2.4 Kekuatan
bersaing MNC
Sumber
kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
MNC dipandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat
transaksi internasional yang dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated,
sangat bervariasi, kompleks, penggunaan teknologi canggih dan dilakukan oleh
beberapa perusahaan besar saja. Dalam keadaan demikian ini transaksi antar
perusahaan dalam satu MNC (intrafirm) mungkin lebih efisien dibanding kontrak
antar-pembeli dan penjual yang independent. Keuntungan inilah yang sering dikenal
dengan nama “institusional comparative advantage” dari MNC.
b. MNC
dipandang memiliki kekuatan monopoli yang diperoleh karena penggunaan teknologi
melalui riset dan pengembangan. MNC dapat menyerap pengetahuan atau informasi
dari dalam maupun luar negri tentang produk, proses produksi, marketing maupun
manajemen.
c. MNC kadang
disebut sebagai “perusahaan informasi” , yakni mengorganisir dan secara
sistematis mengumpulkan informasi tentang perkembangan pasar, biaya dan
teknologi melalui cabang-cabangnya di luar negri. Informasi ini secara terus
menerus disebarkan ke semua cabang untuk dievaluasi dan diimplementasikan.
d. MNC biasanya
dapat menikmati adanya skala yang ekonomis misalnya dengan cara melalui
pemusatan seluruh mesin produksi pada suatu bagian tertentu dari proses
produksi.
e. MNC juga
memperoleh manfaat dari besarnya jaringan keuangan internasional. Ukuran serta
tersebarnya letak geografis perusahaan memudahkan MNC mencari sumber dana
internasional.
f. MNC sering
mempunyai monopoli pemasaran baik melaluiintegrasi horisontal maupun vertikal
dan tidak jarang mereka melakukan perang hargaatau subsidi untuk merebut pasar.
g. MNC sering
dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang diambil oleh negara
lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memindahkan produksi ke negara yang
menggunakan proteksi tersebut atau dengan melakukan transfer pricing dengan
cabang di luar negri, yakni dengan menggunakan teknik pembuatan faktur sehingga
keuntungan dapat ditransfer tanpa bisa terdeteksi.
2.5 Efek
Global MNC
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar negara.
Jumlah total investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila
naiknya investasi di cabang luar negri tidak mengakibatkan turunnya investasi
di negara asal. Umumnya menyimpulkan bahwa investasi di luar negri ini sebagai
suplemen investasi di negara itu. Sebaliknya ada pula yang berkesimpulan bahwa
investasi MNC tersebut menggeser pembentukan modal di negara yang didatangi.
Oleh karena itu efek neto-nya terhadap investasi global masih dipertanyakan.
MNC dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antar negara. Dalam kaitanya dengan ini ada dua macam efisiensi yakni efisiensi alokasi dan efisiensi operasi. Yang Pertama, efisiensi alokasi dapat dijelaskan sebagai berikut: proses produksi MNC dipecah-pecah menjadi proses yang relatif kecil diletakan di beberapa negara dengan dasar haraga faktor produksi, perbedaan biaya angkut dan kebijaksanaan proteksi. Dengan dukungan informasi yang komplit, dan proses pengambilan keputusan yang tepat maka proses produksi yang dijalankan akan lebih baik dan efisien sehingga dapat mendorong adanya spesialisasi antarnegara.
Sebagai tambahan, MNC mungkin dapat menaikan efisiensi. Pertama, hal ini dapat timbul karena adanya persaingan. Dengan masuknya cabang MNC di suatu negara akan mendorong persaingan dengan perusahaan lokal sehingga efisiensi cenderung meningkat dan mengurangi monopoli. Namun tidak jarang MNc melakukan kebijaksanaan harga yang rendah untuk mematikan saingan sehingga dapat mengarah ke monopoli. Lagi pula MNC mungkin dapat mempengaruhi pemerintah sehingga mendapatkan perlakuan khusus dalam pemasaran produknya. Aspek kedua dalam kaitanya dengan persaingn adalah skala perusahaan ekonomis yang timbul karena semakin besarnya perusahaan atau karena sentralisasi satu kegiatan untuk seluruh cabang, misal riset dan pengembangan, pengelolaan valuta asing atau perencanaan perusahaan.
MNC dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antar negara. Dalam kaitanya dengan ini ada dua macam efisiensi yakni efisiensi alokasi dan efisiensi operasi. Yang Pertama, efisiensi alokasi dapat dijelaskan sebagai berikut: proses produksi MNC dipecah-pecah menjadi proses yang relatif kecil diletakan di beberapa negara dengan dasar haraga faktor produksi, perbedaan biaya angkut dan kebijaksanaan proteksi. Dengan dukungan informasi yang komplit, dan proses pengambilan keputusan yang tepat maka proses produksi yang dijalankan akan lebih baik dan efisien sehingga dapat mendorong adanya spesialisasi antarnegara.
Sebagai tambahan, MNC mungkin dapat menaikan efisiensi. Pertama, hal ini dapat timbul karena adanya persaingan. Dengan masuknya cabang MNC di suatu negara akan mendorong persaingan dengan perusahaan lokal sehingga efisiensi cenderung meningkat dan mengurangi monopoli. Namun tidak jarang MNc melakukan kebijaksanaan harga yang rendah untuk mematikan saingan sehingga dapat mengarah ke monopoli. Lagi pula MNC mungkin dapat mempengaruhi pemerintah sehingga mendapatkan perlakuan khusus dalam pemasaran produknya. Aspek kedua dalam kaitanya dengan persaingn adalah skala perusahaan ekonomis yang timbul karena semakin besarnya perusahaan atau karena sentralisasi satu kegiatan untuk seluruh cabang, misal riset dan pengembangan, pengelolaan valuta asing atau perencanaan perusahaan.
Meskipun MNC dapat mendorong efisiensi, namun kegiatan
mereka dapat menimbulkan dampak negatif. Pertama, seperti telah dijelaskan diatas
bahwa MNC justru dapat menimbulkan monopoli sehingga alokasi sumber daya kurang
optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat menghambat pesaingnya
yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar input, produk ataupun keuangan.
Ketiga, MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah negara
induknya ataupun negara tempat lokasi baru. Keempat, dari aspek global, karena
MNC itu lebih fleksibel maka mereka sering dapat menimbulkan adanya biaya
eksternal bagi perekonomian dunia misalnya, MNC dapat dengan mudah memindahkan
pabrik yang menimbiulkan polusi dari negara asal ke negara yang kurang ketat
aturan tentang polusi. Apabila dampak lingkungan ini merembet ke negara lain
maka dunia secara keseluruhan akan menderita kenaikan biaya sosial.
Akhirnya, dapat dikatakan bahwa MNC dapat mempunyai
dampak positif maupun dampak negatif terhadap kesejahteraan secara global.
Dengan kapasitasnya untuk dapat memobilisasi sumber daya dan fleksibilitas yang
dimiliki maka MNC tidak hany dapat menaikan efisiensi alokasi dan operasi saja
tetapi dapat juga mendorong investasi dan perubahan teknologi. Namun demikian
MNC dapat berdampak negatif. Apakah dampak positif itu sama besarnya dengan
dampak negatif masih belum pasti.
2.6 Manfaat MNC
Manfaat MNC
bagi Negara Induk
Dalam kerangka analisa general
equilibrium, manfaat kegiatan MNC di luar negeri adalah dalam bentuk kenaikan
pendapatan ataupun risiko yang lebih kecil dari pemilik faktor produksi.
Pendapatan ini dapat berbentuk kenaikan : divenden bagi pemilik saham, gaji
bagi pimpinan serta upah bagi karyawan. Menurut prediksi teori klasik tentang
perdagangan internasional, faktor produksi yang melimpah di nega induk akan
memperoleh manfaat sedang faktor produksi yang jarang akan rugi. Namun secara
keseluruhan manfaatnya akan lebih besar dari kerugiannya.
Manfaat lain adalah dapat
diperolehnya produk dengan harga yang lebih murah yang di hasilkan di negara
lain yang biaya produksinya lebih rendah. Biasanya MNC mengalihkan sebagian
kegiatannya di luar negeri untuk memperoleh biaya yang lebih murah. Untuk
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan manfaat ini jelas Nampak.
Produksi di negara lain di mana terdapat tambang tersebut akan jauh lebih
murah.
Manfaat bagi Negara penerima
Keuntungan potensial kehadiran MNC mencangkup :
pembentukan modal, menaikkan pendapatan dan kesempatan kerja, transfer
teknologi serta memperbaiki posisi neraca pembayaran.
Dalam kaitannya dengan pembentukan modal, pertanyaan
yang sering muncul adalah apakah benar kehadiran MNC dapat menambah stock modal
nasional. Apabila pengusaha lokal dapat terdorong untuk melakukan investasi
maka akan terjadi penambahan stock modal nasional, jika tidak maka akan terjadi
stock modal ini semuanya berasal dari MNC.
Efek kehadiran MNC terhadap neraca pembayaran itu juga
masih menjadi perdebatan. Keuntungan atau kerugiannya sangat tergantung aliran
modal masuk, impor barang modal serta bahan baku, dan pengiriman kembali ke
negara induk keuntungan yang di peroleh.
Seperti halnya efek terhadap pendapatan dan kesempatan
kerja kehadiran MNC tidak hanya menaikan pendapatan dan menambah kesempatan
kerja, tetapi juga dapat menyelenggarakan training sehingga dengan demikian
dapat mempertinggi keahlian/skill tenaja kerja.
Efek yang nyata Nampak adalah adanya transfer
teknologi. Paling tidak dalam jangka pendek, teknologi yang dibawa MNC dapat
menaikan kualitas produk serta mendorong peningkatan efisiensi di negara
penerima. Di dalam jangka panjang mungkin negara penerima dapat mempunyai kesempatan
untuk merubah struktur perekonomiannya meskipun nantinya MNC telah pergi.
DAFTAR
PUSTAKA
Nopirin.
1997. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar